8 Sewaktu mengampuni dosa-dosa kita, Yehuwa seolah-olah melakukan apa, dan hal itu memberi kita keyakinan apa? 8 Daud yang bertobat berkata, ”Dosaku akhirnya kuakui kepadamu, dan kesalahanku tidak kututup.Dan engkau sendiri mengampuni kesalahan dosa-dosaku.”(Mazmur 32:5) Kata ”mengampuni” adalah terjemahan sebuah kata Ibrani yang pada
Ikhlas merupakan salah satu akhlakul mahmudah yang harus dimiliki oleh semua orang. Secara sederhana, ikhlas adalah lawan dari riya yaitu kita melakukan segala pekerjaan ataupun ibadah hanya semata-mata karena ingin mendapatkan ridho Allah SWT. Sementara rya yaitu melakukan suatu amal perbuatan dan ibadah karena ingin mencari penghargaan dan juga pengakuan dari manusia. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian ikhlas secara bahasa dan ciri-ciri serta bagaimana agar kita memiliki hati yang ikhlas dalam menjalani semua hal yang ada di hidup kita. Untuk lebih lengkapnya, di bawah ini penulis akan menjelaskan definisi ikhlas secara lebih rinci. Pengertian IkhlasPengertian Ikhlas Menurut Para Ahli1. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad Abduh2. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad al-Ghazali3. Pengertian Ikhlas Menurut Imam Al-Qusyairi4. Pengertian Ikhlas Menurut Hamka5. Pengertian Ikhlas Menurut Syekh Ibnu Atha’illah6. Pengertian Ikhlas Menurut Ali MahmudCiri-Ciri Ikhlas1. Tidak Suka Dipuji2. Tidak Berambisi Menjadi Pemimpin3. Mendengarkan Nasehat4. Menganggap Sama Pujian Dan Hinaan5. Melupakan Amal Baik6. Melupakan Hak Amal BaiknyaTingkatan Ikhlas1. Ikhlas Awam2. Ikhlas Khawas3. Ikhlas Khawas al-KhawasUnsur-Unsur Ikhlas1. Niat2. Mengikhlaskan Niat3. Dapat DipercayaContoh IkhlasMacam-Macam Fungsi IkhlasTips Supaya Ikhlas Dalam BeramalDoa Supaya Selalu IkhlasRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Ikhlas adalah ruh dari suatu amal perbuatan. Apabila amal perbuatan yang kita lakukan tidak disertai dengan rasa ikhlas, maka hal itu bagaikan jasad sebuah tubuh yang tidak memiliki ruh. Seperti halnya hikmah yang disampaikan oleh Ibnu Athaillah As-Sakandari. الأعمال صور قائمة وأرواحها وجود سر الإخلاص فيها Tak hanya itu saja, akhlakul karimah yang berupa ikhlas adalah buah dari Ihsan yaitu suatu keyakinan seseorang bahwa yang kita lakukan diketahui dan dilihat oleh Allah SWT. Jika diartikan secara bahasa, makna Ikhlas memiliki arti membersihkan jernih, bersih, suci dari pencemaran, suci dari campuran, baik itu berupa materi ataupun tidak. Selain itu, ikhlas juga bisa diartikan secara istilah, dimana artinya adalah membersihkan hati agar menuju kepada Allah SWT saja. Dengan kata lain, dalam melakukan ibadah, hati kita tidak boleh menuju kepada selain Allah SWT. Kemudian pengertian ikhlas menurut Ali Al Dagog yaitu menutupi segala sesuatu dari pandangan makhluk lain. Biasanya, orang yang memiliki hati yang ikhlas disebut sebagai seorang Mukhlis yaitu seseorang yang ikhlas dan tidak mempunyai sifat riya. Sementara menurut Fudhail Bin Iyadh, ikhlas adalah beramal hanya semata-mata karena Allah SWT. Apabila seseorang beramal karena untuk menarik perhatian manusia, maka orang tersebut termasuk orang yang riya. Sedangkan orang yang beramal karena manusia disebut syirik. Sementara posisi ikhlas berada di antara riya dan syirik. Lalu, ikhlas menurut Imam Nawawi yaitu ﺍﻹِﺧْﻼَﺹُ ﺑِﺄَﻥْ ﻃَﻬُﺮَﺕْ ﺣَﻮَﺍﺳُﻪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻫِﺮَﺓُ ﻭَ ﺍﻟْﺒَﺎﻃِﻨَﺔُ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﺧْﻼَﻕِ ﺍﻟﺬَّﻣِﻴْﻤَﺔِ Ikhlas adalah membersihkan seluruh panca indranya secara lahir dan batin dari budi pekerti yang tercela. Beramal adalah salah satu pembuktian makhluk kepada Allah SWT, bahwa mereka adalah seorang hamba yang patuh kepada Sang Pencipta yang sudah memberikan amanat dan rahmat yang luar biasa. Dimana amal yang dilakukan ditujukan sebagai suatu pembuktian ketaatan mereka kepada Allah SWT. Sehingga harus dilakukan dengan hati yang bersih dan murni. Jadi apa yang kita amalkan dan apa yang kita lakukan benar-benar hanya karena Allah SWT dan bebas dari kemunafikan yaitu riya atau syirik. Hal tersebut sejalan dengan salah satu ayat yang ada di dalam Al Qur’an di QS. Al Mulk ayat 2 اَلَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَّهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ Artinya “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Pengertian Ikhlas Menurut Para Ahli Berikut ini adalah beberapa pengertian ikhlas menurut para ulama sesuai dengan versinya masing-masing. 1. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad Abduh Menurut Muhammad Abduh, pengertian ikhlas adalah ikhlas beragama semata-mata hanya untuk Allah SWT. Dengan selalu berharap kepadaNya dan tidak pernah mengakui kesamaanNya dengan makhluk apa saja dan bukan dengan tujuan tertentu. Seperti halnya menghindarkan diri dari malapetaka atau untuk memperoleh keuntungan dan tidak mengangkat selain dari Allah SWT sebagai Sang Pelindung. 2. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad al-Ghazali Pengertian ikhlas menurut Al-Ghazali yaitu melakukan amal kebaikan dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT. 3. Pengertian Ikhlas Menurut Imam Al-Qusyairi Pengertian ikhlas menurut Imam Al-Qusyairi di dalam kitabnya yang berjudul Risalatul Qusyairiyah 1990 183 yaitu ikhlas adalah bermaksud menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sesembahan. 4. Pengertian Ikhlas Menurut Hamka Pengertian ikhlas menurut Hamka 1983 95 yaitu ikhlas memiliki makna bersih dan tidak ada campuran. Ibarat emas, ikhlas adalah emas yang tulen, tidak ada campuran perak sedikit pun. Pekerjaan yang bersih pada sesuatu itu berarti ikhlas. 5. Pengertian Ikhlas Menurut Syekh Ibnu Atha’illah Pengertian ikhlas menurut Syekh ibnu Atha’illah 2012 14 mengungkapkan bahwa arti dari kata ikhlas yaitu melakukan amal ibadah semata-mata ditujukan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya zat yang mempunyai hamba. Di dalam hal itu dikenal dengan adanya berbagai tingkatan, yang mana sesuai dengan taufiq yang diberikan oleh Allah Ta’ala pada seorang hamba. 6. Pengertian Ikhlas Menurut Ali Mahmud Pengertian ikhlas menurut Ali Mahmud 1994 25 adalah meninggalkan amal karena manusia adalah makhluk yang riya, beramal karena manusia adalah perbuatan syirik, tapi jika Allah SWT menyelamatkanmu dari keduanya itu artinya ikhlas. Ciri-Ciri Ikhlas Ikhlas merupakan kebalikan dari sifat riya. Seperti pembahasan yang sudah dijelaskan di atas. Riya mempunyai sifat yang berkebalikan dengan ikhlas seperti halnya ambisi untuk menjadi seorang pemimpin, selalu ingin tampil dengan sempurna, senang dipuji, tidak suka menerima nasehat dari orang lain, dan lain sebagainya. Ikhlas merupakan pekerjaan hati, dengan begitu tidak mudah untuk memahami sifat seseorang. Apakah dia ikhlas, riya, sombong ataupun memang berniat baik dan ikhlas. Dengan begitu, di dalam pembahasan kali ini, penulis akan memberikan ciri-ciri orang yang memiliki sifat ikhlas namun bukan untuk menilai seseorang tersebut salah atau tidak. Tulisan di bawah ini bertujuan untuk dijadikan sebagai muhasabah diri saja. Berikut ini adalah ciri-ciri ikhlas 1. Tidak Suka Dipuji Pujian adalah salah satu ujian untuk orang-orang yang melakukan amal perbuatan baik dengan pujian seseorang dapat terkena penyakit ujub atau sombong. Oleh karena itu, seseorang mukhlis tidak akan pernah suka dengan pujian yang berasal dari seseorang. 2. Tidak Berambisi Menjadi Pemimpin Salah satu kelebihan dari seorang pemimpin yaitu dihormati dan disegani oleh banyak orang. Dengan kepemimpinan, seseorang akan lebih mudah menjadi sombong dan congkak. Namun, berbeda dengan orang yang mempunyai sifat ini, mereka akan tenang dan diam serta tidak akan mencalonkan dirinya sendiri untuk menjadi seorang pemimpin. Misalnya saja dengan mencalonkan diri menjadi ketua RT, RW, atau yang lainnya. 3. Mendengarkan Nasehat Di dalam sebuah pepatah Arab mengungkapkan خذ الحكمة ولو من جوف البهائم Ambilah hikmah pelajaran meski dari mulut binatang. Orang yang mukhlis akan senantiasa menghargai orang-orang yang menasehatinya. 4. Menganggap Sama Pujian Dan Hinaan Kewajiban seorang muslim yaitu melakukan perintah Allah SWT dengan baik sebagai salah satu tanda penghambaan kepada Sang Pencipta. Seringkali, apa yang orang lakukan memperoleh pujian dan juga hinaan dari orang-orang sekitar. Sementara untuk seorang mukhlis, pujian dan juga hinaan adalah hal yang sama. Mereka tidak akan memikirkan hal itu, karena yang mereka tahu hanyalah niat dari orang-orang sekitar. 5. Melupakan Amal Baik Salah satu ciri ikhlas selanjutnya adalah dengan melupakan amal baik yang sudah dilakukan. Saat seseorang melakukan amal kebaikan seperti halnya menolong orang lain, biasanya seorang mukhlis akan lupa dan tidak akan pernah mengingatnya lagi. Dengan begitu, orang yang ikhlas tidak dengan mudah berbicara atau mengungkit kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya. 6. Melupakan Hak Amal Baiknya Seseorang yang melakukan amal ibadah dengan ikhlas akan melupakan amal yang telah mereka perbuat. Tak hanya itu saja, mereka juga akan melupakan hak amal baiknya. Saat seseorang melakukan amal baik, biasanya mereka akan menuntut haknya. Contohnya saja, setelah seseorang memberikan makanan kepada anak yatim, kemudian mereka mengharap ucapan terima kasih dan juga doa dari anak-anak tersebut. Sikap seperti itulah yang tidak dapat digolongkan ke dalam sikap ikhlas. Sebab, masih menuntut hak dari perbuatan baiknya. Tingkatan Ikhlas Para ulama tasawuf membedakan akhlak tersebut ke dalam tiga tingkatan, diantaranya 1. Ikhlas Awam Di dalam ibadahnya kepada Allah SWT, mereka melandasinya dengan perasaan takut pada siksa Allah dan masih mengharapkan pahala dunia. Seperti halnya orang yang melakukan sholat dhuha agar mereka memperoleh pahala dan juga dimudahkan rezekinya. Kemudian orang-orang yang melakukan sholat tahajud karena ingin dilancarkan urusan dunianya. 2. Ikhlas Khawas Akhlak yang satu ini memiliki motivasi untuk memperoleh pahala dari Allah SWT. Dengan begitu, orang yang melakukan amal ibadah akan memperoleh sesuatu dari Allah di akhirat nanti seperti terhindar dari siksa neraka dan masuk ke dalam surganya Allah SWT. 3. Ikhlas Khawas al-Khawas Ikhlas yang satu ini adalah suatu bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada Allah SWT disertai dengan kesadaran penuh bahwasannya seorang hamba sudah seharusnya mengabdi kepada Allah SWT dengan cara melakukan perbuatan dan amal ibadah yang dilakukan karena mencari ridho Allah dengan sebenar-benarnya. Amal ibadah yang dilakukan oleh orang mukhlis semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT tanpa adanya hasrat untuk mencari perhatian ataupun ketenaran di hadapan makhluk lain, entah itu berupa pujian ataupun sejenisnya. Imam Al-Ghazali mengatakan هَلَكَ النَّاسُ كُلُّهُمْ إِلاَّ الْعُلَمَاءْ , وَهَلَكَ الْعُلَمَاء كُلُّهُمْ إِلاَّ الْعَامِلِيْنَ , وَهَلَكَ الْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ إِلاَّ الْمُخْلِصِيْنَ , وَالْمُخْلِصُوْنَ عَلىَ خَطْرٍ عَظِيْمٍ Artinya ”Setiap manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu, dan orang yang berilmu akan binasa kecuali yang beramal dengan ilmunya, dan orang yang beramal juga binasa kecuali mukhlis dalam amalnya. Akan tetapi, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal. Unsur-Unsur Ikhlas Adapun unsur-unsur ikhlas antara lain 1. Niat Di dalam Al Quran, Allah SWT telah berfirman “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di saat dan petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-Nya QS 6 52. Oleh karena itu, niat kita akan menghendaki keridhaan-Nya. 2. Mengikhlaskan Niat Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Muadz, “Ikhlaskanlah amal, maka sedikit darinya mencukupimu”. 3. Dapat Dipercaya Kesempurnaan dari sebuah keikhlasan adalah bisa dipercaya. Dalam hal itu, Allah SWT telah berfirman di dalam QS 3323 yang berbunyi “Orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah” QS 33 23 al Ghozali, 2006 215. Pahamilah bahwasannya segala sesuatu tergambar dan dicampuri oleh yang lainnya. Maka saat Ia suci dari campuran dan bersih dari apapun, niscaya Ia bisa dinamakan sebagai yang bersih atau khalis. Sementara sesuatu yang dinamakan dengan perbuatan suci dan bersih adalah ikhlas. Contoh Ikhlas Terdapat beberapa contoh yang dapat kita ambil hikmah serta pelajarannya. Yang pertama adalah saat seseorang sedang bekerja lalu mendengarkan adzan dhuhur, setelah itu Ia langsung bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur. Namun hati dan juga pikirannya dilatarbelakangi karena Ia hanya ingin menghindari pekerjaannya itu. Maka orang tersebut tidak dapat kita golongkan ke dalam orang-orang yang ikhlas. Sebab, alasan yang Ia miliki adalah salah satu alasan yang salah, karena Ia melakukan sholat dhuhur untuk menghindari pekerjaan bukan karena Allah SWT. Lalu untuk contoh yang kedua adalah saat seseorang melakukan amal dengan cara sodaqoh ataupun infaq yang bertujuan untuk mencari perhatian orang lain. Maka amal perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan sikap ikhlas. Macam-Macam Fungsi Ikhlas Berikut ini adalah beberapa macam fungsi ikhlas yang perlu kamu pahami dan dapatkan, antara lain a. Sebagai sumber rezeki pahala yang sangat besar dan bisa meraih kebaikan dari kebaikan seseorang yang melakukannya. b. Ikhlas bisa menyelamatkan pelakunya dari sebuah azab yang keji di hari kiamat nanti. c. Allah SWT akan memberikan hidayah ataupun petunjuk, sehingga kita tidak akan tersesat dalam mencari jalan yang benar. d. Jalan keselamatan menuju akhirat hanya bisa kita dapatkan dengan ikhlas. e. Amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT. f. Akan memperoleh naungan dari Allah SWT di hari akhir nanti. g. Kehidupan kalbu dan kebebasan dari segala macam kesedihan di dunia ini tidak bida kita realisasikan kecuali dengan keikhlasan. h. Membuat hidup kita menjadi lebih tenang dan tentram. i. Memperoleh perlindungan dari Allah SWT. Tips Supaya Ikhlas Dalam Beramal Ada beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk menghindari sikap riya ataupun ujub. Sehingga amal perbuatan yang kita lakukan menjadi lebih ikhlas murni karena Allah SWT. Cara tersebut yaitu dengan menata hati dan juga pikiran kita bahwasannya ibadah yang kita lakukan adalah salah satu karunia dari Allah SWT. Jadi, dengan pikiran kita yang seperti itu, maka kita tidak akan menyombongkan diri. Bahwa apa yang kita lakukan adalah murni dari diri kita sendiri dan rahmat dari Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Sehingga kita dapat melakukan ibadah kepada Allah SWT. Jika berbicara mengenai ikhlas dalam amal perbuatan, terdapat cara yang bisa kita lakukan agar amal yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Salah satunya yaitu dengan menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini termasuk juga harta yang kita miliki hanyalah Fadilah dan karunia dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita. Sehingga saat kita memberikan sebagian rezeki kita kepada orang-orang yang membutuhkan, anggap saja itu hanyalah titipan Allah SWT yang ditujukan untuk orang yang kita bantu. Dengan begitu, kita akan terhindar dari sikap riya yang menganggap bahwa sedekah kepada orang yang membutuhkan adalah sesuatu yang membanggakan dan patut diketahui banyak orang. Doa Supaya Selalu Ikhlas اللهم ارزقنا الإخلاص والإستقامة وحب الله وحب من أحب Allahummarzuqnal-ikhlas wal Istiqomah wa hubbAllah wa hubba man ahabbah. Artinya Ya allah, berikan kami rizki berupa ikhlas, istiqomah, cinta kepadamu dan cinta kepada orang-orang yang mencintaimu. Setelah kita mengetahui tentang pengertian ikhlas beserta dengan ciri-cirinya, semoga kita bisa mengamalkan dan selalu dalam limpahan rahmatnya. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Untuksetiap sesuatu yang Allah ambil daripada kita, tentu sahaja gantinya adalah sesuatu yang lebih baik daripada yang kita sangka. Tinggal saja kita mahu atau tidak mahu berfikir dan melihat kanan dan kiri pada tanda-tandaNya. Suka atau tidak suka kita pada rencana Allah - semua tertakluk kepada keterbatasan akal fikiran sebagai manusia.
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ Arab-Latin Huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī'an ṡummastawā ilas-samā`i fa sawwāhunna sab'a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in 'alīmArtinya Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Al-Baqarah 28 ✵ Al-Baqarah 30 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 29 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir mendalam dari ayat ini. Didapati sekumpulan penafsiran dari beragam pakar tafsir terkait isi surat Al-Baqarah ayat 29, misalnya seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaAllah satu-satunya yang telah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini bagi kalian dari segala jenis kenikmatan yang dapat kalian manfaatkan, kemudian Dia berkehendak menciptakan langit-langit dan menjadikannya tujuh lapisan langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan ilmunya Allah subhana wata’ala meliputi seluruh apa yang diciptakan-Nya📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram29. Hanya Allah yang menciptakan semua yang ada di bumi untuk kalian, seperti sungai, pohon dan lain-lain yang tidak terhitung jumlahnya. Sementara kalian memanfaatkan dan menikmati apa yang telah Allah sediakan untuk kalian. Kemudian Allah menciptakan langit sebanyak tujuh lapis. Dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah29. Sebagian kenikmatan Allah bagi kalian wahai manusia, bahwa Dia menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, agar kalian dapat mengambil manfaat darinya, kemudian Dia menciptakan tujuh langit dan menyempurnakan penciptaannya. Dia meliputi segala sesuatu dengan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah29. هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit Yakni sebagai bentuk kemurahan Allah dan kenikmatan dan manfaat untuk bani Adam sampai batas waktu yang telah ditentukan. ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنّ Makna الاستواء secara bahasa adalah naik diatas sesuatu. Sebagaimana firman Allah فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَمَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…” makna فَسَوّٰىهُنّ adalah menyempurnakan penciptaannya sehingga tidak terdapat kebengkokan padanya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahAllah adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan untuk kalian segala sesuatu di bumi, agar kalian dapat mengambil manfaat darinya, yaitu berupa hewan, tumbuhan, benda mati dan lain-lain. Kemudian Allah beristiwa’ sesuai dengan kehendakNya. Istiwa’ adalah naik dan berada di derajat paling tinggi di atas segala sesuatu, kemudian menciptakan tujuh langit dengan sebaik-baik ciptaan sehingga tidak ada penyimpangan di dalamnya. Samawat adalah langit-langit yang diangkat amat tinggi dan memiliki karakteristik berbeda dengan bumi. Sedangkan Sama’ adalah langit yang berhadapan langsung dengan bumi, dan Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui atas segala urusan dan keadaanmu serta segala sesuatu yang diciptakan di bumi dan langit. Ayat-ayat itu secara bertahap menyebutkan awalan dan akhiran, mulai dari penjelasan bukti-bukti risalah sampai kemantapan diri pada keimanan, karena hanya Allahlah yang berkuasa atas penciptaan dan pembangkitan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDialah Dzat yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia menuju ke langit} menciptakan langit {lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit}Dia membuat langit menjadi tujuh tingkat langit {Dia Maha Mengetahui segala sesuatuMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H29. Maksudnya, Dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai suatu kebaikan dan kasih sayang untukmu agar dapat di ambil manfaatnya, dinikmati, dan di jadikan pelajaran. Di dalam ayat yang mulia ini merupakan sebuah dalil yang menunjukkan bahwasanya segala sesuatu itu pada dasarnya adalah mubah dan suci, karena disebutkan dalam kerangka suatu anugerah, dengan nash tersebut, maka hal-hal yang kotor tidak termasuk di dalamnya, dan sesungguhnya keharaman hal-hal yang kotor itu pun telah di ambil dari pemahaman utama ayat ini fahwa al-ayat, penjelasan akan maksudnya dan bahwasanya Allah menciptakan-nya untuk kemaslahatan kita. Maka apapun yang ada bahaya nya dalam hal itu, maka tidak termasuk di dalamnya, dan sebagai penyempurnaan nikmatNya, Dia melarang kita dari hal-hal yang kotor demi untuk membersihkan kita. Da firman-Nya " Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit." Kata istawaa’ yang di sebutkan dalam al-Qur’an hadir dengan tiga makna terkadang tidak dijadikan kata kerja muta’addi transitif yang membutuhkan objek dengan huruf, maka berarti kesempurnaan dan kepurnaan. Sebagaimana firman-Nya tentang Musa " Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya," QS. Al-Qoshos 14 Terkadang juga bermakna tinggi dan jauh di atas, hal ini bila kata kerja ini dijadikan kata kerja muta’addi dengan kaliamat 'ala , sebagaimana firman-Nya " Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy." QS. Thoha 5 " Supaya kamu duduk di atas punggungnya" QS. Az-Zukhruf 13" Dan juga terkadang berarti, bermaksud, sebagaimana bila dijadikan kata kerja muta’addi transitif dengan “ilaa” yaitu kepada, sebagaimana yang ada pada ayat ini. Maksudnya ketika Allah ta’ala telah menciptakan bumi, Dia bermaksud menciptakan langit dan dijadikannya tujuh langit, maka Dia menciptakannya, menyeimbangkannya dan mengukuhkannya, dan Allah MahaTahu akan segala sesuatu, Dia mengetahui apa yang masuk dalam bumi dan apa yang keluar darinya, mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya, dan Dia mengetahui juga apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian perlihatkan, dan Dia mengetahui yang rahasia dan yang tersembunyi. Sangat sering sekali Allah menyandingkan penciptaanNya terhadap sesuatu dengan penetapan akan ilmuNya. Karena penciptaan Allah terhadap makhluk-mahkluk adalah dalil yang paling jelas akan pengetahuan, hikmah, dan kekuasaanNya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا Maknanya mengadakan seluruhnya dari hal yang bermanfaat di bumi semuanya untuk kalian, agar kalian mengambil manfaat dalam kehidupan kalian. ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ Dia naik tinggi ke atas untuk menundukkannya, kemudian Allah membuat tujuh lapis langit. فَسَوَّىٰهُنَّ Allah menyempurnakan penciptaan tujuh lapis langit dengan begitu sempurnanya. وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ Ini berita dari Allah bahwa ilmuNya meliputi segala sesuatu, juga menunjukkan akan kekuasaanNya, keluasan ilmuNya, dan kewajiban untuk beribadah kepadaNya. Makna ayat Bukti kemuliaan dan kekuasaanNya adalah Dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi untuk manusia karena ketergantungan hidupnya kepadaNya, dan menciptakan langit dengan tujuh lapisnya. Dialah Allah dengan semua itu ilmunya meliputi segala sesuatu Maha Suci Allah Tidak ada sesembahan kecuali Allah dan tidak ada Rabb selainNya. Pelajaran dari ayat 1. Kehalalan segala hal yang ada di muka bumi berupa makanan, minuman, pakaian, kendaraan, kecuali yang ada dalil spesifik pengharamannya baik dari Al-Qur’an maupun hadits berdasarkan firmanNya “Dialah Allah yang telah menciptakan untuk kamu segala yang ada di bumi semuanya.”📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Baqarah ayat 29 Allah mengabarkan bahwasanya Allah menciptakan segala sesuatu di bumi dari kenikmatan yang bermanfaat karena sebab kalian , kenikmatan tersebut untuk manusia seluruhnya, kemudian Allah menciptakan langit yang baru dan Allah jadikan langit tersebut 7 tingkat serta Allah yang maha tahu atas segalanya ; dan ilmunya mencakup seluruhnya dari makhluk. Berkata Syeikh Ibnu utsaimin ayat ini menunjukkan bahwasanya seluruh apa yang ada di bumi diperbolehkan bagi manusia , kecuali apa yang diharamkan di dalam dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, kamu manfa'atkan, untuk dipakai bersenang-senang dan untuk diambil pelajaran. Dalam ayat ini diambil sebuah ka'idah fiqh bahwa Al Ashlu fil asyaaa'il ibaahah wath thahaarah asal pada segala sesuatu itu boleh dan suci, karena ayat di atas menerangkan bahwa itu semua merupakan pemberian Allah kepada kita, tidak termasuk ke dalamnya hal-hal yang kotor. Dia menciptakan semua yang ada di bumi untuk kita manfa'atkan, oleh karena itu jika ada bahaya di sana tidak termasuk bagiannya, dan termasuk sempurnanya nikmat Allah kepada kita adalah dengan dilarang-Nya juga sesuatu yang kotor dan membahayakan. Sering sekali disebutkan Allah Maha Mengetahui setelah menerangkan penciptaan-Nya, karena penciptaan-Nya menunjukkan ilmu-Nya, hikmah dan kekuasaan-Nya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 29Tuhan yang patut untuk disembah dan ditaati itu dialah Allah yang menciptakan dan memberikan karunia berupa segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatan-Mu, kemudian bersamaan dengan penciptaan bumi dengan segala manfaatnya, kehendak dia menuju ke penciptaan langit, lalu dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit yang sangat beraturan, baik yang tampak olehmu maupun yang tidak. Dan dia maha mengetahui segala sesuatu. Ilmu Allah mencakup segala ciptaan-Nya. Setelah pada ayat-ayat terdahulu Allah menjelaskan adanya kelompok manusia yang ingkar atau kafir kepada-Nya, maka pada ayat ini Allah menjelaskan asal muasal manusia sehingga menjadi kafir, yaitu kejadian pada masa nabi adam. Dan ingatlah, wahai rasul, satu kisah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, aku hendak menjadikan khalifah, yakni manusia yang akan menjadi pemimpin dan penguasa, di bumi. Khalifah itu akan terus berganti dari satu generasi ke generasi sampai hari kiamat nanti dalam rangka melestarikan bumi ini dan melaksanakan titah Allah yang berupa amanah atau tugas-tugas keagamaan. Para malaikat dengan serentak mengajukan pertanyaan kepada Allah, untuk mengetahui lebih jauh tentang maksud Allah. Mereka berkata, apakah engkau hendak menjadikan orang yang memiliki kehendak atau ikhtiar dalam melakukan satu pekerjaan sehingga berpotensi merusak dan menumpahkan darah di sana dengan saling membunuh, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu' malaikat menganggap bahwa diri merekalah yang patut untuk menjadi khalifah karena mereka adalah hamba Allah yang sangat patuh, selalu bertasbih, memuji Allah, dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Menanggapi pertanyaan malaikat tersebut, Allah berfirman, sungguh, aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Penciptaan manusia adalah rencana besar Allah di dunia ini. Allah mahatahu bahwa pada diri manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, tetapi aspek positifnya jauh lebih banyak. Dari sini bisa diambil pelajaran bahwa sebuah rencana besar yang mempunyai kemaslahatan yang besar jangan sam-pai gagal hanya karena kekhawatiran adanya unsur negatif yang lebih kecil pada rencana besar dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian sekumpulan penafsiran dari berbagai ahli tafsir terkait isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 29 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan bagi ummat. Support usaha kami dengan memberikan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Terbanyak Dicari Nikmati berbagai konten yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Al-Baqarah 83, Al-Isra 23, An-Nur 2, Ali Imran, Az-Zalzalah, At-Takatsur. Serta Yunus 40-41, Asy-Syams, Al-Baqarah 286, Al-Hujurat 12, Al-Mujadalah 11, Al-Ma’idah 2. Al-Baqarah 83Al-Isra 23An-Nur 2Ali ImranAz-ZalzalahAt-TakatsurYunus 40-41Asy-SyamsAl-Baqarah 286Al-Hujurat 12Al-Mujadalah 11Al-Ma’idah 2 Pencarian surat al baqarah ayat 284-285, surah ar rahman lengkap, 10 ayat tentang menuntut ilmu beserta artinya, maka nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan, al baqarah ayat 122 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Karenajika suara itu malah menentang Gereja Katolik, malah kita perlu mewaspadainya, karena memang sudah menjadi keinginan Iblis untuk menghancurkan Gereja. Selanjutnya, perlu dicermati akan prosesnya dalam ‘mendengarkan’ suara Tuhan ini. Karena kita juga harus membiasakan diri untuk berdoa dalam keheningan agar dapat mendengarkan suara-Nya. Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah الأربعون النووية atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi Rahimahullahu Ta’ala. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 3 Syawwal 1441 H / 26 Mei 2020 M. Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi Status program kajian Hadits Arbain Nawawi AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 1630 - 1800 WIB. Download juga kajian sebelumnya Hadits Arbain ke 16 – Hadits Larangan Marah Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu Pada pertemuan yang lalu telah kita bahas bersama hadits nomor 16, yaitu hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mewasiatkan kepada orang yang meminta wasiat kepada beliau dengan mengatakan لَا تَغْضَبْ “Jangan engkau marah.” Dan beliau mengulang-ulang redaksi ini. Ini menunjukkan bahwasanya menahan amarah adalah salah satu hal yang prinsip dalam agama kita. Kalau kita bisa wujudkan akhlak ini, maka insyaAllah kita akan meraih kebaikan yang banyak. Yaitu dengan mempelajari akhlak-akhlak Islam, akhlak-akhlak Al-Qur’an, sehingga kita terhindar dari marah. Lihat juga Pengertian Akhlak, Macam-Macam Akhlak dan Dalil Tentang Akhlak Dan jika marah terjadi, maka kewajiban kita adalah menahan diri, menahan amarah, jangan sampai marah tersebut meledak, tapi kita tahan. Diantaranya juga dengan beristi’adzah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atau merubah posisi dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring dan semacamnya. Hari ini kita akan mempelajari sebuah hadits agung yang lain, sebuah hadits pokok yang lain dalam agama kita. Yaitu hadits nomor 17 dalam kitab Arbain ini yang merupakan hadits dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu. Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ “إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ”.[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]. “Diriwayatkan dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasannya beliau bersabda Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berbuat baik dalam segala sesuatu, maka kalau kalian membunuh hendaklah kalian memperbaiki cara membunuh dan kalau kalian menyembelih hendaklah kalian memperbaiki cara menyembelih kalian. Dan hendaklah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan mengistirahatkan binatang sembelihannya.'” HR Muslim Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Khazraji Al-Anshari Hadits ini adalah hadits riwayat Muslim, otomatis hadits yang shahih. Yang diriwayatkan dari seorang sahabat bernama Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Khazraji Al-Anshari. Kunyah beliau adalah Abu Ya’la, nama beliau adalah Syaddad, ayah beliau adalah Aus. Al-Khazraji adalah salah satu kabilah penting di kota Madinah, Al-Anshari berarti beliau berasal dari Madinah dan beliau adalah salah seorang sahabat yang mengumpulkan antara ilmu dan ibadah. Beliau dikenal sebagai seorang ulama dan faqih. Juga dikenal dengan banyak ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pernah dipilih oleh Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu pada masa pemerintahan beliau untuk menjabat sebagai bupati sebuah kota di Syam. Dan beliau wafat pada tahun 58 Hijriyah. Wajib berbuat baik dalam segala sesuatu Dalam hadits ini, beliau meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ “Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan kita umat Islam untuk berbuat baik dalam segala sesuatu.” Kata “كَتَبَ” dalam hadits artinya adalah mewajibkan. Sebuah kewajiban syar’i, kewajiban agama. Bukan kitabah kauniyah seperti penulisan takdir. Tapi ini adalah mewajibkan suatu urusan agama. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masyhur يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ… “Wahai orang-orang yang beriman telah wajib atas kalian untuk berpuasa yakni pada bulan Ramadhan...” QS. Al-Baqarah[2] 183 Jadi “كَتَبَ” artinya adalah mewajibkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan kita untuk berbuat baik dalam segala sesuatu, dalam segala hal; dalam ibadah kita, dalam muamalah kita dengan sesama manusia, dalam urusan pekerjaan kita, semuanya kita diwajibkan berbuat baik dalam hal-hal itu. Contoh berbuat baik Dan kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan beberapa contoh berbuat baik. Jadi di sini berbuat baik maksudnya adalah memperbaiki cara, itu yang dimaksudkan. Kita mengetahui bahwasanya agar amalan kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita membutuhkan atau memenuhi dua syarat; yang pertama adalah menjalankan ibadah itu dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, kemudian yang kedua menjalankan ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jadi tidak cukup niat yang baik, tapi caranya juga harus baik. Tidak cukup niat yang ikhlas, tapi ibadahnya juga harus disyariatkan dalam agama kita atau ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini sudah kita pelajari bersama dalam hadits yang pertama, hadits Umar Radhiyallahu Anhu tentang niat. Lihat Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Kemudian syarat yang kedua sudah kita pelajari bersama dalam hadits Aisyah, hadits nomor 5, bahwasanya ibadah kita harus ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Lihat Hadits Arbain Ke 5 – Hadits Tentang Bid’ah Sedangkan hadits ini menjelaskan tentang tata cara. Yaitu setelah kita ikhlas dalam niat, setelah kita pastikan ibadah kita ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bukan sebuah ibadah baru yang kita ciptakan sendiri, hadits ini membahas tentang “memperbaiki tata cara ibadah tersebut”. Misalnya dalam shalat, kita harus ikhlas setelah kita pastikan bahwa shalat itu adalah disyariatkan atau diperintahkan dalam agama kita. Hadits ini memerintahkan kita untuk berbuat baik dalam shalat kita. Jadi memperbaiki tata cara shalat kita setelah kita pastikan keikhlasan niat dan kita pastikan shalat ini ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam atau diperintahkan dalam Islam. Maka kita juga harus memeriksa apakah tata cara shalat kita sudah baik, sudah benar? Memperbaiki cara membunuh Jadi kita diperintahkan untuk memperbaiki tata cara ibadah kita, tata cara muamalah kita, tata cara kita bergaul dengan orang lain, ini yang dibahas oleh hadits ini. Makanya diakhir hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam membuat beberapa contoh. Beliau mengatakan فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ “Maka kalau seorang diantara kalian membunuh, maka hendaklah kalian memperbaiki cara membunuh kalian.” Inilah Islam. Subhanallah.. Yang namanya membunuh, tentunya orang kalau sudah terbunuh ya sudah, dia akan mati, tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi meskipun begitu, agama Islam yang sempurna ini mengajarkan kita adab dalam membunuh. Yaitu membunuh orang-orang yang berhak untuk dibunuh. Seperti yang sudah kita pelajari bersama bahwa ada hal-hal yang membuat orang boleh dibunuh dalam Islam. Misalnya membunuh di medan tempur. Dan ini disepakati oleh umat manusia semuanya bahwa orang yang membunuh di medan tempur dianggap sebagai pahlawan, tidak dianggap sebagai pengecut. Dianggap sebagai pahlawan yang membela agamanya atau membela negaranya. Ada pembunuhan yang boleh dalam agama kita. Juga misalnya membunuh orang yang berhak dibunuh dalam Islam adalah membunuh orang yang keluar dari ajaran agama Islam, murtad. Ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ “Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia.” Atau membunuh sebagai qishash membunuh orang yang telah membunuh orang lain tanpa hak يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى… “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu untuk melakukan qishah pada orang-orang yang terbunuh...” QS. Al-Baqarah[2] 177 Atau contoh lain adalah menegakkan hukuman dalam syariat Islam misalnya orang yang berzina dalam keadaan sudah pernah menikah, hukumannya adalah dirajam. Saat kita membunuh orang yang berhak untuk dibunuh, maka kita diperintahkan untuk melakukannya dengan cara terbaik, menggunakan cara yang paling cepat untuk bisa membuat orang tersebut beres, tidak ketakutan dahulu, tapi lakukan dengan cara terbaik, diantaranya dengan menggunakan alat yang paling cepat untuk mematikan. Islam mengajarkan kita seperti itu. Termasuk diantara adab yang diajarkan dalam pertempuran adalah larangan untuk membunuh bayi, anak-anak, ataupun wanita. dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan فَأَنْكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتْلَ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ “Maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengingkari pembunuhan wanita dan anak-anak.” HR. Bukhari dan Muslim Mereka tidak ikut berperang, maka kita dilarang untuk membunuh mereka. Dan saat mensyarah hadits ini, Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan “Dan para ulama sepakat untuk mengamalkan hadits ini dan mereka juga sepakat atas haramnya membunuh wanita dan anak-anak selagi mereka tidak ikut membunuh atau bertempur.” Artinya, hukum dasarnya tidak boleh dibunuh kecuali kalau mereka mungkin masih anak-anak tapi sudah terlatih. Atau ada wanita tapi juga terlatih bahkan menjadi bagian dari pasukan musuh yang barangkali juga memiliki kemampuan lebih baik daripada sebagian tentara pria. Maka yang seperti itu baru boleh untuk dibunuh. Tapi para wanita dan anak-anak yang tidak ikut bertempur, mereka tidak boleh dibunuh dalam agama kita. Juga untuk para wali, para kerabat yang memiliki hak untuk melakukan qishash, mereka juga tidak boleh sembarangan membunuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman …وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِف فِّي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنصُورًا ﴿٣٣﴾ “…Dan barangsiapa yang terbunuh secara terdzalimi, maka Kami telah menjadikan kuasa untuk walinya, maka hendaklah walinya tidak berlebihan dalam membunuh. Sesungguhnya dia ditolong oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” QS. Al-Isra'[17] 33 Jadi tidak boleh berlebihan dalam membunuh, misalnya membunuh orang yang tidak membunuh. Dalam agama kita kalau ada orang yang membunuh orang lain dilakukan dengan sengaja tanpa ada hak, maka orang yang membunuh berhak untuk dibunuh. Membunuh dibalas dengna dibunuh. Tapi yang berhak dibunuh adalah orang yang membunuh saja, keluarganya tidak, kepala sukunya tidak. Maka jangan sampai wali yang dibunuh berlebihan dalam membalas seperti yang terjadi pada zaman jahiliyah dahulu. Kalau misalnya ada seorang kepala suku yang terbunuh, sedangkan yang membunuh adalah orang biasa dari kabilah lain, maka ketika si pembunuh ini akan dibunuh, kabilah yang kepala sukunya terbunuh mereka akan protes. Mereka mengatakan “Ini hanya rakyat jelata, yang terbunuh dari kami adalah kepala suku kami. Maka tidak adil, tidak seimbang. Kami menuntut kepala suku kalian juga dibunuh.” Ini adalah sebuah kedzaliman. Kepala sukunya tidak ikut membunuh, tapi kenapa dia yang harus dibunuh. Dalam agama Islam yang seperti ini dilarang. Simak penjelasan selanjutnya pada menit ke-1629 Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Lihat juga Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu ini ke jejaring sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter dan yang lainnya. Semoga pembahasan hadits berbuat baik ini bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook

Bukansenang nak terima berita orang yang kita sayang dah pergi dulu dari kita, tetapi percayalah ada sebab bila Allah ambil balik apa yang Dia pinjamkan. Beberapa tahun kemudian, ALLAH TEMU dan TAUTKAN HATI kita kembali dengan IKATAN yang SUCI. PERANCANGAN ALLAH itu INDAH andai kita MELIHAT sesuatu yang MENIMPA kita

Kenapa kita diuji oleh Allah, ini yang biasa bermain dalam fikiran point kita sebenarnya diberi ujian untuk kita belajar & untuk kita melihat kelemahan diri sendiri. Kalau tak ada ujian nanti kita akan jadi syok sendiri. Kita akan rasa diri kita betul, kita rasa kita boleh & sebagainya. Cuba tengok orang syok sendiri? Hidup susah ke hidup senang?Biasanya hidup dia senang, belum kerja lagi, belum lalu susah lagi. Masih duduk bawah tanggungan mak bapak & sebagainya. So korang nak jadi macam tu ke?Dah tentu tak kan. Sebab tu kita patut bersyukur sebab kita dipilih untuk diberi ujian dari Allah & ofcoz ujian ni diberi adalah untuk mematangkan diri kita juga, dan ujian dari Allah lah yang akan menentukan siapa diri kita yang sebenarnya. Ujian akan buat kita melihat kepada kebenaran. Ujian akan buat kan nampak kelemahan diri & kelebihan pada diri kita sendiri. Dengan ujian la kita dapat kenal diri kita sendiri. Jangan cakap dah kenal diri kalau ujian pun tak seberapa. So ujian adalah tanda kasih sayang dari Allah. Ujian bukan musibah. Musibah yang sebenar ialah orang yang tiada ujian dalam hidup. Yang ni kena kena jaga jaga. Something wrong with your life! 1. Ujian bagi kita pelajaran Dengan ujian lah kita belajar. Kalau kita tak belajar, macam mana kita nak matang?Bila Allah bagi ujian, bermaksud Allah nak bagi kita pengalaman & ilmu. Ada benda yang kita tak tahu selagi kita tak lalu. Bila kita dah lalu, kita akan rasa. Dengan rasa itu lah kita jadi tahu. Ujian dari Allah tu bukan bala. Tapi anugerah dari Allah untuk diri kita. Dengan ujian kita menjadi manusia yang berpengetahuan. Dan dengan pengetahuan ini lah yang akan menjadi senjata kita untuk survive dalam kehidupan. Dengan ujian, kita akan tahu kelemahan diri kita. Dengan ujian, kita belajar yang mana baik & yang mana buruk. Dengan ujian kita akan belajar dari kesilapan kita sendiri. Inilah ujian hidup dari Allah. Ujian yang akan mematangkan fikiran kita. Tanpa ujian, kita manja & tak kuat. Bahkan kita akan jadi manusia yang lemah. Kita kuat macam sekarang ni pun sebab macam macam kita dah lalu, cuba kita dimanjakan sejak kecil, adakah kita akan jadi seperti sekarang? 2. Ujian buka minda kita Kalau tak ada ujian, otak kita ni sampai bila bila akan tertutup. Tak matang dengan semua benda yang ada kat dalam dunia ujian, kita takkan tahu & takkan sedar yang mana baik & buruk. Kadang kita rasa dah pandai dalam dunia ni, tapi bila duji sikit, baru kita tahu yang kita ni ada banyak kelemahan. So ujian tu membuka minda kita untuk kita menuju kearah yang lebih baik. Lagi banyak ujian yang kita terima, lagi terbuka minda kita. Luas pengetahuan & luas mata memandang. Perkara yang dilihat dengan zahir, mungkin tak sama dengan hakikatnya. 3. Ujian kuatkan diri kita Kalau kita tak diuji, kita takkan tahu kelemahan kita sampai bila dengan ujian sahaja kita boleh mengenal siapa diri kita yang sebenarnya. Bila ujian datang pada diri kita, itu bermaksud Allah hendak kita perbaiki apa yang perlu kita perbaiki pada diri. Dengan jalan ujian lah, kita akan menjadi manusia yang kuat. Kuat jiwa, kuat iman & kental sampai bila bila. Tanpa ujian, kita ni hanya la kanak kanak yang baru dilahirkan. Hanya tahu dimanjakan sepanjang masa. Ujian dari Allah lah yang buatkan kita bertambah matang. 4. Ujian hidup untuk kita persiapkan diri Ujian adalah persiapan untuk diri zahir & batin kita sebelum menuju ke syurga. 1 tempat yang akan kekal abadi buat selama lamanya. Tapi sebelum kita kesana, kita dituntut untuk belajar tentang kehidupan. Dan semuanya kita dapat melalui dunia ni. Hanya dengan ujian, kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga didalam hidup. Kalau tak ada ujian, macam mana kita nak tahu erti penderitaan? Macam mana nak tahu erti susah? Dah ujian pun tak ada. Bila kita tak tahu semua tu, macam mana kita nak matang? Macam mana kita nak faham tentang kehidupan? Menghargai apa yang tak pernah kita hargai?Macam mana kita nak melayakkan diri untuk masuk ke syurga Allah dalam keadaan kita tak matang dengan kehidupan? Sebab tu la Allah bagi ujian. Supaya kita jadi orang yang hebat sebelum masuk ke syurga Allah. 5. Dengan ujian kita menjadi hebat Dengan ujian je kita boleh jadi orang yang hebat. Tak ada orang yang hebat tapi tak melalui tak ada. Serius tak lah yang membentuk diri kita ni untuk menjadi seorang yang hebat. Ujianlah yang buatkan kita menjadi seorang yang disegani & ditakuti. Tanpa ujian, sapa la kita ni. Budak budak baru nak membesar je. So kalau ada ujian, bertenang dulu. Ucapkan syukur pada Allah. InsyaAllah ujian tu Allah akan bantu. Tak ada yang lahir kat dunia ni terus jadi hebat. Semua nya kena lalu ujian dia dulu. Cuba ambil contoh para Nabi. Lagi tinggi pangkat Nabi disisi Allah, lagi besar ujian dia. Bukan semua Nabi tu sama ujian dia. Lagi dekat dengan Allah, lagi gila ujian yang Nabi lalu. Ujian untuk kita tahu tahap diri kita ni tengah ada kat level yang mana. Paling penting untuk tahu semua kelemahan diri sendiri. Baru la kita kenal sapa diri kita. Sebab rasa berat nak solat Punca gaji tak cukup Sebab susah tidur malam Tanda kemurungan Kenapa jiwa rasa gelisah? 6. Dunia ini tempat untuk kita belajar Betulkan pemikiran kita, teruskan belajar tentang kehidupan. Apa sahaja ujian yang datang ketahui lah itu adalah ujian supaya kita dapat belajar sesuatu yang baru. Tanpa ujian kita takkan belajar. Tanpa ujian kita takkan tahu apa itu penderitaan. Ujian akan buat ilmu & pengalaman kita bertambah. Pengalaman itu adalah sesuatu yang berharga. So buat rilek & buat piss, tanamkan dalam diri kita, yang kita ni sedang belajar je kat dunia ni. Allah kan ada. Setiap ujian yang Allah bagi mesti ada jalan keluarnya. Hanya perlu yakin dengan kuasa Allah. InsyaAllah semuanya akan berubah. 7. Jangan takut dengan ujian Kita boleh hadapi ujian dengan tenang jika kita selalu meletakkan diri kita bersama Allah. Dekatkan diri kepada Allah, insyaAllah ujian yang ada didepan mata kita akan menjadi mudah. Kita bukan keseorangan didunia ni. Mungkin kita rasa kita keseorangan tapi pada hakikatnya kita tak keseorangan. Allah itu sentiasa ada untuk diri kita. Kita sahaja yang tak perasan keberadaanNya. Kalau nak tahu, ujian ni adalah anugerah untuk hamba hambaNya yang terpilih. Kita dipilih untuk diuji, kerana Allah nak kita belajar sesuatu dari ujian tu. Tanpa ujian, siapa lah kita dihari ini. Ujian lah yang membentuk diri kita sebagai manusia yang kuat. Tanpa ujian, dah tentu kita lemah macam zaman kanak kanak dulu. 8. Jangan rendahkan ujian orang lain Bila orang lain bercerita tentang ujian dia, jangan sesekali kita merendahkan ujian yang dia sedang lalu. Contoh kita cakap “ujian aku lagi teruk dari kau” – “ujian kau tak seberapa lagi dari aku”Tak boleh kita compare & rendahkan ujian orang lain dengan ujian kita. Setiap orang tu diuji mengikut kapasiti masing masing. Ujian tu mungkin nampak biasa pada diri kita, tapi sangat berat bagi yang melaluinya. Sama juga dengan ujian diri kita, pada orang lain, ujian yang kita lalu mungkin biasa biasa. Tapi pada diri kita sendiri?Renung renungkan semula apa yang kita lalu. Kesimpulan Ujian dari Allah, adalah satu anugerah. Bukan satu bala atau mala petaka. Lihatlah dengan mata hati, lihatlah apa yang kita dah capai dalam diri kita kita akan jadi seorang yang berfikiran luas seperti sekarang, jika kita tak uji? Adakah kita tahu nilai kasih sayang, jika kita tak diuji dengan keluarga? Adakah kita tahu nilai duit jika kita tak diuji dengan masalah kewangan? Semua ujian yang Allah bagi tu bersebab. Bukan suka suka. Terimalah ujian dari Allah dengan hati yang redha. Hanya Allah tempat kita mengadu & meminta pertolongan. InsyaAllah. bila Allah ambil dan hilangkan sesuatu dari kita atau Allah memberikan bebanan hidup pd kita Allah mahu ajarkan kita menjadi org yang baik2 .. ♥ ♥ ♥"
Beberapa hari menjelang tahun baru 2021 lalu, saya kedatangan tamu seorang pengusaha pelayaran yang berkonsultasi tentang Usahanya yang Terpukul Akibat COVID-19 sejak April 2020 lalu. Keesokan harinya, secara bersamaan datang pula seorang Ibu pengusaha Logistic & Supply Chain bersama dua orang kawannya yang sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga. Pada dasarnya, baik problem yang dihadapi emak-emak, ibu rumah tangga dan pengusaha itu sama, yakni mewakili keluhan ratusan juta orang di dunia, yakni betapa mencekamnya kehidupan dan babak-belurnya perekonomian umat manusia selama sepuluh bulan terakhir. Bahkan, perekonomian Indonesia pun terpuruk ke jurang resesi. Sehingga, ada yang mengatakan, tahun 2020 adalah tahun yang hilang, tahun ketidakpastian, bahkan lebih seru lagi disebut sebagai tahun yang mengerikan annus horribilis. Tetapi, ada juga yang bergurau, tahun 2020 adalah tahun OTG alias Orang Tanpa Gaji. Disebut demikian, saking banyaknya yang kena PHK. Sementara itu, keluhan pengusaha pelayaran serta ibu pengusaha logistik adalah sama dan barangkali mewakili keluhan dari jutaan orang pengusaha UMKM lainnya. Wabah virus corona, menjadi badai yang sempurna perpect storm yang memporakporandakan perekonomian dunia. Hal ini tak berbeda jauh dengan sektor logistik yang berada sangat dekat terhadap dampak virus corona. Perlu diingat bahwa Tiongkok merupakan global production hub di era perekonomian saat ini. Lumpuhnya sebagian besar ekonomi Tiongkok menyebabkan rantai pasok ke para mitra dagangnya terganggu, termasuk Indonesia. Efeknya menjalar tanpa mengenal batas negara. Maka, pertanyaan para tamu saya itupun pada dasarnya sama, yakni serentetan pertanyaan sebagai berikut, “Apa Kehendak Allah dengan mengizinkan wabah corona terjadi. Apa sesungguhnya pelajaran atau i’tibar yang dapat diambil dari peristiwa yang mengguncang dunia, dan bahkan menimbulkan semacam “kepanikan massal” ini?” “Apakah ini peringatan Allah, Rabb Sang Pencipta kehidupan, agar manusia sebagai hamba-hamba dan makhluk ciptaan-Nya, ini sudah lupa dan banyak melakukan penyimpangan, atau karena apa? Ataukah karena ulah manusia itu sendiri yang melakukan coba-coba untuk menjadikan Covid-19 sebagai “senjata biologi” untuk menghancurkan lawan?” Insya Allah, melalui tulisan ringkas ini, sebagai seorang Spiritual Business Consultant, saya ingin berbagi pengalaman dengan para pemirsa dalam menjawab rentetan pertanyaan tersebut di atas. Silakan Anda simak uraiannya sampai selesai. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Allah Menghendaki Agar Kita Berserah Diri Total Pada-Nya Sebagai orang Beriman dan Berakal, dalam menyikapi wabah Virus Corona yang menyerang belahan dunia ini, termasuk dibeberapa wilayah Negara Indonesia ini, haruslah dengan penuh keyakinan bahwa pandemi ini terhadi atas kehendak dan kebesaran Allah swt. Marilah kita ambil hikmah dan pembelajaran di balik wabah Virus Corona ini. Kita harus meyakini, Virus Corona ini merupakan bahagian dari ciptaan Allah swt yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita selaku hamba-Nya. Di dalam Al Qur’an Allah menjelaskan bahwa “Tidaklah Allah menciptakan/menjadikan sesuatu itu sia-sia melainkan ada hikmahnya” Imran ayat 191. Karena itulah, kita harus menyadari bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini atas kehendak Iradat dan takdir-Nya. Allah pun mempunyai maksud serta hikmah didalamnya. Dan kita sebagai ummat-Nya yang beriman dan mempercayai adanya Qadha dan Qadar, kita harus mencari tahu hikmah atas segala apa yang sudah Allah takdirkan dan melihatnya dengan kacamata keimanan yang kita miliki. Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 269 yang berbunyi “ Allah menganugrahkan Al-Hikmah atau kefahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang di anugerahkan karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakal lah yang dapat mengambil dari Firman Allah SWT”. Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk juga sebaik-baik akal. Dan kita sebagai umat Islam wajib untuk berpikir dan mengambil hikmah yang terjadi dan hikmah yang tersembunyi dibalik adanya segala sesuatu hal, baik itu yang bersifat terang-terangan atau segala hal yang bersifat tersembunyi. Contohnya adalah wabah virus Corona dan resesi ekonomi yang sedang terjadi diantara kita semua. Hikmah yang paling besar adalah bahwasanya dengan ini kita menjadi semakin sadar bahwa betapa rapuhnya kita dihadapan Kuasa Allah, Sang Pencipta langit, bumi dan seisinya. Disadari atau tidak, selama ini hal utama yang seringkali membawa kita jatuh ke dalam dosa adalah karena sikap kita yang angkuh. Kita merasa bahwa diri kita mampu mengendalikan segala sesuatu. Namun, saat ini, mau tidak mau kita harus mengakui betapa rapuhnya diri kita dihadapan makhluk kecil bernama virus Corona. Pendemi covid -19 sangat menguras tenaga dan fikiran setiap individu karena untuk menjaga nyawa dan bertahan hidup harus berjuang dengan istiqomah dan berserah diri tawakkal kepada Allah SWT tiada henti. Jadi, hikmah terbesar yang dapat kita petik dari berbagai musibah dan kesulitan ekonomi sepanjang tahun 2020 adalah bangkitnya Kesadaran Diri bahwa solusi atas segala masalah dan penyakit yang kita sedang atasi adalah dengan Berserah Diri pada Allah Yang Maha Berkehendak dan Maha Kuasa. Kita tidak pernah tahu apa yang Allah SWT rencanakan untuk kehidupan kita. Akibat ketidaktahuan inilah, tak heran bila banyak peristiwa buruk menimpa kita. “Tidak demikian bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati ”. Al-Baqarah ayat 112. Allahmenghendaki penyerahan diri yang total dan sebagai gantinya Dia akan memberikan kita kekuatan ruhani yang bisa mengubah segala situasi. Penyerahan diri secara total kepada Dia Yang Ilahy akan membawa kita pada kesempurnaan jati diri yang paling paripurna. Karena Allah menciptakan manusia untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan-Nya, bukan tujuan kita sebagai manusia – yang fana. Tawakal, Kunci Keberhasilan Yang Sering Dilalaikan Banyak orang yang salah memahami dan menempatkan arti tawakal yang sesungguhnya. Sehingga tatkala kita mengingatkan mereka tentang pentingnya tawakal yang benar dalam kehidupan manusia, tidak jarang ada yang menanggapinya dengan ucapan “Iya, tapi kan bukan cuma tawakal yng harus diperbaiki, usaha yang maksimal juga harus terus dilakukan!”. Ucapan di atas sepintas tidak salah, akan tetapi kalau kita amati dengan seksama, kita akan dapati bahwa ucapan tersebut menunjukkan kesalahpahaman banyak orang tentang makna dan kedudukan yang sesungguhnya. Karena ucapan di atas terkesan memisahakan antara tawakal dan usaha. Padahal, menurut penjelasan Guru Mursyid kita, Allahyarham, H. Permana Sasrarogawa, Berserah Diri Tawakal adalah bagian dari usaha, bahkan usaha yang paling utama untuk meraih keberhasilan. Imam Ibnul Qayyim berkata “Tawakkal kepada Allah adalah termasuk sebab yang paling kuat untuk melindungi diri seorang hamba dari gangguan, kezhaliman dan permusuhan orang lain yang tidak mampu dihadapinya sendiri. Allah akan memberikan kecukupan kepada orang yang bertawakkal kepada-Nya. Barangsiapa yang telah diberi kecukupan dan dijaga oleh Allah Ta’ala maka tidak ada harapan bagi musuh-musuhnya untuk bisa mencelakakannya. Bahkan dia tidak akan ditimpa kesusahan kecuali sesuatu yang mesti dirasakan oleh semua makhluk, seperti panas, dingin, lapar dan dahaga. Adapun gangguan yang diinginkan musuhnya maka selamanya tidak akan menimpanya. Maka jelas sekali perbedaan antara gangguan yang secara kasat mata menyakitinya, meskipun pada hakikatnya merupakan kebaikan baginya untuk menghapuskan dosa-dosanya dan untuk menundukkan nafsunya, dan gangguan dari musuh-musuhnya yang dihilangkan darinya.” Berserah Diri atau Bertawakal, pada Allah itu sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Jika manusia terus belajar mengasah dan menempa kehidupannya hanya selalu menghamba pada Pemilik Kehidupan, tingkat kepasrahan dengan yang maha memiliki Kehidupan mengalir begitu saja. Jadi, sesungguhnya berserah diri itu adalah pengejawantahan janji kita dalam shalat “Aku menghadapkan wajahku kepada Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang orang yang menyekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang orang yang berserah diri.” HR. Shohih Muslim. “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam” al-An’ām 162. Allah menegaskan dalam firman-Nta “Dan barangsiapa yang bertawakal berserah diri kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya”. [Ath-Thalaq 3]. Yaitu yang mencukupinya, Ar-Robi’ bin Khutsaim berkata “Dari segala sesuatu yang menyempitkan menyusahkan manusia.” Hadits Riwayat Bukhari bab Tawakal 11/311. Ibnul Qayyim berkata “Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfa’at.” Taisirul Azizil Hamidh hal. 503. Jadi, Berserah diri adalah jalan yang terbaik manusia untuk dapat menggapi tujuan hidup dunia dan akhirat, artinya segala sesuatu tentang kehidupan ini di jalani dengan sabar dan iklas, tidak ada sesuatupun yang tidak atas Asma Allah, dan tidak ada sesuatupun yang merasa dimiliki kecuali semua milik Yang Maha Pencipta Allah SWT. Berserah diri berarti menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah Ta'ala, dalam arti luas seluruh aktivitas kehidupan yang mencakup ibadah, hidup dan mati, semua terserah Allah, akan tetapi bukan tidak bergerak dan berupaya apa-apa, justru dengan berserah diri ini menjadi landasan vertikal manusia untuk menjalankan roda kehidupanya atas dasar iman dan ketaqwaannya kepada Yang Maha Esa. az
YaAllah, jangan ambil dulu anakku Ya Allah, aku belum bisa menyenangkan dia." Selama menunggu persiapan operasi, hati sang bapak bimbang di antara keempat fase kesedihan, saya tidak tahu kapan akhirnya bapak itu sampai pada fase kelima yaitu menerima dengan ikhlas situasi yang ada.
loading...Ada banyak ayat-ayat dalam Al-Quran yang bisa menjadi penyemangat kembali ketika kita tengah bersedih tentang kehidupan yang dialami. Foto ilustrasi/ist Motivasi memiliki pengaruh yang kuat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu atau memberikan semangat yang selalu berhasil membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik. Dengan kekuatan motivasi, suasana hati dan perilaku seseorang bisa berubah ke arah yang lebih positif. Rasanya seperti membangkitkan energi positif dari dalam diri dan direalisasikan dalam suatu perubahan perilaku yang produktif. Baca Juga Sebagai muslim, kita diperintahkan untuk membaca firman-firman Allah yang tertulis dalam Al Qur’an. Nah, dirangkum dari berbagai sumber, berikut ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang bisa menjadi penyemangat kembali ketika kita tengah bersedih tentang kehidupan yang dialami. Berikut di antaranya1. Surat Yusuf ayat 87يٰبَنِىَّ اذۡهَبُوۡا فَتَحَسَّسُوۡا مِنۡ يُّوۡسُفَ وَاَخِيۡهِ وَلَا تَايۡــَٔسُوۡا مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰهِ‌ؕ اِنَّهٗ لَا يَايۡــَٔسُ مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡكٰفِرُوۡنَ"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir." QS. Yusuf 87.Ayat ini menjelaskan bahwa setiap kita masih diberikan napas, berarti akan selalu ada harapan. Jika kita merasa sangat sulit menghadapi tantangan dalam hidup, maka harapan itu akan datang kepada mereka yang percaya. Tetap berusaha yag terbaik disertai doa, itulah cara terbaik dalam menghadapi Surat At-Taubah ayat 40“... Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita...." QS. at-Taubah 40.Sebagai manusia, kita tentu pernah mengalami situasi sulit, seperti mengalami kegagalan dalam pekerjaan, pernikahan dan lainnya. Daripada meratapi dan berlarut larut dalam kesedihan, cobalah untuk terus bangkit dan berusaha, ambil sisi positif dari kegagalan yang didapat. Kembalikan segalanya pada Sang Pencipta bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah ketetapan yang terbaik Surat Ali Imran ayat 139وَلَا تَهِنُوۡا وَ لَا تَحۡزَنُوۡا وَاَنۡتُمُ الۡاَعۡلَوۡنَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ‏“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman." QS. Ali Imran 139.Sebagai manusia, kita tidak diperkenankan untuk selalu memandang diri sebagai orang yang penuh kekurangan. Allah tentu memberikan setiap umat-Nya kelebihan dan kekurangan dalam kita selalu berpikiran negatif terhadap diri sendiri, itu tandanya kurang bersyukur. Jadikanlah kekurangan yang ada sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas Surat Al Baqarah ayat 216كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ لَّـكُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ“........Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." QS. Al Baqarah 216.Dari ayat tersebut, hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untukmu. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, pasti selalu ada hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran agar menjadi pribadi yang lebih Surat Ath-Thalaq ayat 2-3“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya." QS. ath-Thalaq 2-3.Melalui ayat-ayat Al Qur'an ini, kita hendaknya menyadari bahwa ketenangan hati itu mahal harganya dan hanya bisa kita peroleh jika bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah kuncinya, akan memberikan jalan keluar bagi setiap permasalahan hamba-Nya asal hamba tersebut bertakwa. Sesungguhnya sangat mudah bagi Allah SWT untuk menghilangkan kesusahan manusia di muka bumi. Baca Juga Wallahu A'lam wid
46kata bijak motivasi berserah diri Dengan Cinta Oleh karena itu, tatkala kita sedang mempunyai cita-cita/cita-cita tertentu. Maka kita mesti memiliki perilaku pasrah dan nrimo diawal.Lalu minta kepada Allah SWT dengan doa. Baru sesudah itu bekerja keras, bekerja cerdas dan melakukan pekerjaan secara optimal. Yakinkan diri bahwa, apa yang sedang عن أسامة بن زيد بن حارثة رضي الله عنهما قال أرسلت بنت النبي صلى الله عليه وسلم إنَّ ابني قد احتُضِر فاشْهَدنَا، فأرسَل يُقرِىءُ السَّلام، ويقول إنَّ لِلَّه ما أَخَذ ولَهُ ما أَعطَى، وكلُّ شَيءٍ عِنده بِأجَل مُسمَّى فَلتَصبِر ولتَحتَسِب». فأرسلت إليه تُقسِم عَليه لَيَأتِيَنَّها، فقام ومعه سعد بن عبادة، ومعاذ بن جبل، وأبي بن كعب، وزيد بن ثابت، ورجال رضي الله عنهم فَرفع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصَّبِي، فأَقعَدَه في حِجرِه ونَفسه تَقَعقَع، فَفَاضَت عينَاه فقال سعد يا رسول الله، ما هذا؟ فقال هذه رَحمَة جَعلَها الله تعالى في قُلُوب عِباده» وفي رواية في قلوب من شاء من عباده، وإنَّما يَرحَم الله من عِبَاده الرُّحَماء». [صحيح] - [متفق عليه] المزيــد ... Dari Usāmah bin Zaid bin Hāriṡah -raḍiyallāhu 'anhumā- ia berkata, "Salah seorang puteri Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mengutus seseorang untuk memberitahu kepada beliau, bahwa anaknya sedang sakaratul maut, maka dari itu beliau diminta untuk hadir. Beliau hanya mengirimkan seorang utusan untuk menyampaikan salam, seraya bersabda, "Sesungguhnya milik Allah-lah segala yang Dia ambil, dan kepunyaan-Nya pula segala yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya telah ditentukan, maka hendaklah dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah." Kemudian puteri beliau mengirimkan berita kembali kepada beliau yang disertai sumpah agar beliau berkenan untuk hadir. Lantas beliau berangkat bersama Sa'ad bin 'Ubādah, Mu'āż bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Ṡābit, dan beberapa sahabat yang lain. Kemudian anak yang sakit itu diberikan kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan didudukkan di pangkuan beliau dalam keadaan nafasnya terengah-engah. Tiba-tiba air mata beliau menetes. Sa'ad bertanya, "Wahai Rasulullah, air mata apakah ini?" Beliau menjawab, "Tetesan air mata ini adalah rahmat yang dikaruniakan Allah -Ta'ālā- ke dalam hati para hamba-Nya." Dalam riwayat lain disebutkan, "Ke dalam hati hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang." Hadis sahih - Muttafaq 'alaih Uraian Usāmah bin Zaid -raḍiyallāhu 'anhu- menuturkan bahwa salah seorang puteri Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengutus seseorang untuk mengabarkan bahwa puteranya sedang sekarat. Yakni sedang menghadapi kematian. Ia meminta beliau untuk hadir. Ketika sang utusan itu sudah menyampaikannya kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Perintahkan dia puterinya untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah. Sesungguhnya milik Allah-lah segala yang Dia ambil, dan kepunyaan-Nya pula segala yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya telah ditentukan." Nabi -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- memerintahkan kepada orang yang diutus oleh putrinya agar menyuruh putrinya itu -ibu anak kecil tersebut- dengan beberapa kata berikut Beliau bersabda, "Hendaklah dia bersabar." Yakni, terhadap musibah ini. "Dan hendaklah dia mengharap pahala." Yakni, hendaknya dia mengharap pahala dari Allah atas kesabarannya. Sebab, ada orang yang bisa sabar tetapi tidak mengharap pahala dari Allah. Tetapi jika dia sabar dan mengharapkan pahala dari Allah. Yakni, beliau ingin dengan kesabarannya itu Allah akan memberinya balasan dan ganjaran. Inilah sikap mengharap pahala. Sabda beliau, "Sesungguhnya milik Allah-lah segala yang Dia ambil, dan kepunyaan-Nya pula segala yang Dia beri." Ini merupakan kalimat yang agung. Jika segala sesuatu itu milik Allah, maka jika Dia mengambil sesuatu darimu, maka sesuatu itu memang milik-Nya. Jika Dia memberimu sesuatu, itu adalah milik-Nya. Lantas kenapa engkau murka jika Dia mengambil darimu hal yang memang merupakan milik-Nya? Oleh sebab itu, disunahkan bagi seseorang apabila ditimpa musibah, hendaklah dia mengucapkan, "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya kita kembali". Yakni, kita milik Allah, Dia melakukan apa saja kepada kita sesuai kehendak-Nya. Demikian pula apa yang kita cintai, jika Dia mengambilnya dari kita, maka itu adalah milik-Nya -Subḥānahu wa Ta'ālā-. Menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi. Bahkan yang Dia berikan kepadamu, bukanlah menjadi milikmu, tetapi milik-Nya. Karena itu engkau tidak bisa menggunakan apa yang Dia berikan kepadamu kecuali sesuai dengan arah yang Dia bolehkan. Ini merupakan dalil bahwa milik kita yang diberikan oleh Allah adalah kepemilikan yang terbatas. Kita tidak bisa menggunakannya secara mutlak. Karena itu, beliau bersabda, "Menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi." Jika apa yang Allah ambil itu milik-Nya, kenapa kita gelisah tidak sabar? Bagaimana bisa kita marah kepada pemilik yang mengambil milik-Nya -Subḥānahu wa Ta'ālā-? Ini bertentangan dengan akal dan dalil naqli. Beliau bersabda, "Dan segala sesuatu telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya." Segala sesuatu ada ketetapannya di sisi-Nya. Perkataan, "Bi ajalin musammā", artinya ajal tertentu. Jika engkau telah meyakini hal ini, yaitu bahwa menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi, dan segala sesuatunya telah ditentukan ajalnya di sisi-Nya, maka engkau akan merasa puas kanaah. Ungkapan terakhir ini menunjukkan bahwa seseorang tidak mungkin mampu merubah ajal yang sudah ditentukan, baik disegerakan atau diakhirkan. Sebagaimana firman Allah -Ta'ālā-, "Bagi setiap umat ada ajal batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." Jika sesuatu telah ditetapkan takdirnya, tidak dapat dipercepat atau ditunda, maka tidak ada manfaatnya gelisah dan murka, karena walaupun engkau gusar tidak sabar dan murka, engkau tidak akan mampu merubah sesuatu pun yang sudah ditetapkan. Kemudian sang utusan tersebut memberitahu puteri Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengenai pesan beliau yang harus disampaikan kepadanya. Akan tetapi sang puteri kembali mengutusnya untuk memintanya agar datang. Maka berangkatlah beliau bersama sejumlah sahabatnya. Setibanya di sana beliau menggendong sang anak yang nafasnya terengah-engah naik turun. Seketika itu Rasulullah -'alaihiṣ salatu wa as-salam- menangis dan kedua matanya berlinang, sehingga Sa'ad mengira bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menangis karena resah. Nabi -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- bersabda, Ini adalah kasih sayang." Yakni, aku menangis karena sayang kepada anak ini bukan karena gelisah tidak sabar terhadap takdir. Selanjutnya beliau -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- bersabda, "Sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamba-Nya yang pengasih." Hadis ini menjadi dalil dibolehkannya menangis karena mengasihi orang yang terkena musibah. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Orang Vietnam Kurdi Tampilkan Terjemahan P6bGDp.
  • s21bq45fu4.pages.dev/244
  • s21bq45fu4.pages.dev/249
  • s21bq45fu4.pages.dev/373
  • s21bq45fu4.pages.dev/265
  • s21bq45fu4.pages.dev/226
  • s21bq45fu4.pages.dev/114
  • s21bq45fu4.pages.dev/245
  • s21bq45fu4.pages.dev/314
  • s21bq45fu4.pages.dev/254
  • allah ambil sesuatu dari kita