Dalam konteks politik, sosial, hukum dan negara kerap muncul istilah status quo yang merujuk pada suatu elemen tunggal dalam mendefinisikan sebuah keadaan kompleks. Istilah tersebut secara sederhana juga diartikan sebagai kondisi tetap yang tidak ada perubahan sama sekali. Maka dari itu, secara tidak langsung status quo dianggap sebagai istilah untuk mendorong adanya suatu perubahan dalam meningkatkan kesejahteraan. Meski begitu, sejumlah orang maupun kelompok tertentu menganggap bahwa status quo adalah suatu kondisi yang perlu dipertahankan karena mereka dapat diuntungkan atas situasi tersebut. Untuk lebih memahami pengertian status quo dan contohnya, simak penjelasannya di bawah ini, ya! Pengertian Status Quo Pengertian status quo dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI daring diartikan sebagai suatu situasi atau keadaan tetap, pada suatu saat tertentu, keadaan sekarang, dan kemapanan. Makna tersebut dapat diterapkan dalam contoh kalimat seperti “orang yang bertahan dalam status quo adalah orang yang cenderung menentang setiap perubahan”. Dalam contoh tersebut status quo diartikan sebagai suatu keadaan tetap yang dipertahankan kelompok maupun sejumlah orang tertentu. Sedangkan dalam Bahasa Latin, status quo berasal dari kalimat in statu quo res erant ante bellum yang artinya adalah keadaan sebagaimana ketika belum terjadi peperangan. Istilah ini merupakan sebuah frasa yang memiliki makna keberadaan negara dan secara umum digunakan sebagai salah satu istilah dalam Ilmu Sosial dan Politik. Selain itu, status quo juga dapat merujuk pada situasi ketika sejumlah pihak yang berunding menemukan adanya kondisi tidak menguntungkan untuk mengambil sebuah keputusan oleh sebab dampak yang akan ditimbulkan. Atas situasi tersebut, status quo kemudian dipilih sebagai penyelesaian alternatif masalah yang terjadi. Secara sederhana, istilah ini juga dapat digambarkan sebagai suatu kondisi saat ini yang sedang berjalan dan sering kali dianggap negatif karena berlawanan dengan makna perubahan, yaitu disebut anti perubahan. Istilah status quo banyak dipakai dalam dunia politik maupun hierarki dunia kerja untuk menyatakan kondisi, kultur, atau kebiasaan yang sudah ada dan telah berjalan tidak bisa diubah. Sementara dalam konteks hukum, status quo dapat digunakan untuk melindungi pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam gugatan. Contoh Status Quo Kebijakan pemerintah yang telah ada selama bertahun-tahun tetap dipertahankan tanpa ada perubahan signifikan. Budaya organisasi yang konservatif dan tidak mau melakukan perubahan yang signifikan dalam operasinya. Sistem pendidikan yang mengutamakan metode pengajaran tradisional dan enggan untuk mengadopsi metode-metode baru. Kondisi ekonomi yang stagnan atau lambat tumbuh dalam suatu negara atau wilayah. Pola pikir masyarakat yang tidak mau berubah dan enggan untuk menerima perubahan sosial yang signifikan. Praktik bisnis yang sudah ada dan diterapkan secara konsisten oleh perusahaan dalam industri tertentu. Struktur organisasi yang telah ada dalam suatu lembaga atau instansi, seperti hierarki yang sudah mapan dan tidak berubah. Sistem politik yang telah ada dalam suatu negara dan sulit untuk diubah karena adanya kepentingan politik yang saling bertentangan. Kondisi lingkungan hidup yang sudah ada dan tidak diubah dengan cepat atau signifikan. Teknologi yang sudah mapan dan dipakai secara luas dalam sebuah industri atau bidang tertentu, seperti teknologi pembuatan kendaraan bermotor yang sudah dikenal sejak lama dan tidak banyak mengalami perubahan signifikan. Itulah pengertian status quo dan contohnya yang dapat kamu pahami dalam menambah wawasan ilmu pengetahun. Untuk lebih memahami tentang status quo, kamu dapat memulainya dengan mempelajari Ilmu Politik. Ilmu Politik termasuk salah satu bidang pengetahuan yang penting untuk dipelajari, terutama dalam memahami tatanan kekuasaan dalam sebuah negara. Buku Pengantar Ilmu Politik Perspektif Barat dan Islam dapat menjadi salah satu pilihan bacaan yang tepat untuk lebih memahami Ilmu Politik. Dalam buku ini, penulis memberikan elaborasi akademis tentang politik dalam perspektif Barat dan Islam secara sekaligus yang membuatnya berbeda dibandingkan buku Ilmu Politik lainnya. Buku yang ditulis oleh Hatamar Rasyid ini juga dapat menjadi rujukan mata kuliah Ilmu Politik, Administrasi Negara dan mata kuliah lain yang terkait di perguruan tinggi maupun swasta. Selain itu, buku ini juga dapat menjadi alternatif bacaan bagi masyarakat umum dalam menambah pengetahuan tentang politik, hak asasi manusia dan ilmu negara dalam perspektif Barat dan Islam. Buku Pengantar Ilmu Politik Perspektif Barat dan Islam dapat dibeli di toko buku Gramedia atau secara online melalui
Pengertiansistem politik a. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. Teori Deontologis diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan kaku, konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik buruknya suatu perilaku dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan
Ilustrasi Survei/Sumber Gambar Lamda-ksiBagi yang sudah mendalami fokus kuantitatif dalam ilmu politik, pembahasan kita seputar pengertian dasar dari sikap politik dan budaya politik adalah pemahaman paling dasar. Baik sikap dan budaya politik biasanya diajarkan dalam kajian kuantitatif ilmu politik untuk kebutuhan survei pemilu dan respon masyarakat terhadap kebijakan tertentu. Mengingat ini hanya pengantar singkat saja, bagi pembaca yang sudah menengah ke atas lebih baik tidak melanjutkan. Tulisan ini hanya untuk yang baru memulai mempelajari kuantitatif ilmu Politik Pada awalnya, kajian sikap maupun budaya politik merupakan pandangan yang berasal dari kajian sosiologi, psikologi dan antropologi dan kemudian diadopsi dalam Ilmu Politik. Ketika telah menjadi kajian dalam Ilmu Politik sikap dapat diartikan sebagai suatu kesiapan untuk bertindak, yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk menghadapi, merespon atau menilai masalah-masalah politik yang terjadi, dan terakhir diungkapkan dalam berbagai bentuk Chilcote, 2010.Secara sederhana “sikap” dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk atau reaksi dari suatu perasaan. Hal ini terkait bagaimana sikap seseorang tersebut merespon dalam bentuk mendukung atau menolak dari obyek tertentu Azwar, 2013 4. Dengan kata lain, sikap merupakan rangkuman dari kondisi psikologis atas pengetahuan dan perasaan yang akhirnya menunjang sebuah sikap tertentu. Jika dihubungkan dengan politik, maka sikap politik adalah buah dari kecenderungan individu yang kemudian menjadi perilaku kolektif di dalam sebuah sistem garis besar, sikap senantiasa tidak konstan, banyak faktor yang melatarbelakangi seorang tokoh politik maupun masyarakat umum menentukan sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang dianggap penting bagi dirinya, media massa, partai politik dan faktor emosional. Pemikiran yang membentuk sikap politik dan perilaku kolektif masyarakat atau bangsa terhadap suatu sistem politik yang telah bertahan lama akhirnya membentuk semacam pola-pola politik masyarakat, hingga menghasilkan keputusan politik atas atas dasar sikap-sikap tersebut. Hal inilah yang kemudian membentuk yang namanya budaya politik Setiadi & Kolip, 2013 95.Dalam pembahasan budaya politik pada buku “Pengantar Sosiologi Politik”, Elly M. Setiadi dan Usman Kolip menjelaskan bahwa budaya politik adalah “kecenderungan berperilaku individu di dalam suatu sistem politik yang berlaku dalam suatu negara. dalam pendekatan budaya politik, individu merupakan kajian yang utama dan bersifat empiris. Artinya, pendapat orang-peroranglah yang membangun kesimpulan penelitian” Ibid 94-95.Ulasan yang terkenal yang sering digunakan sebagai bahan rujukan biasanya dihubungkan dengan Budaya Politik yang dirumuskan oleh Gabriel Almond dan Powell. Tiga hal yang mempengaruhi sebuah orientasi keputusan atau sikap politik ditentukan oleh orietasi kognisi, orientasi afeksi dan orientasi lebih lanjut mengenai ketiga Orientasi tersebut adalah bagaimana Orientasi Kognisi dipahami sebagai pengetahuan dan kepercayaan mengenai suatu masukan atau informasi khususnya dalam sistem politik, serta peranan-peranan dan output sistem politik. Orientasi afeksi sering diartikan sebagai perasaan keterikatan dan keterlibatan, penolakan dan aliansi mengenai sistem politik yang dapat mempengaruhi rasa kecewa, sedih dan bangga terhadap sistem politik. Sedangkan orientasi evaluasi dipahami sebagai konklusi atas kedua orientasi sebelumnya untuk menilai, berpendapat mengenai obyek politik Ketiga orientasi tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan terkombinasi dalam berbagai pola interaksi. Pola tersebut akan membentuk tuntutan yang diajukan terhadap suatu sistem politik, respon terhadap hukum serta dukungan atau bahkan penolakan terhadap perilaku dalam peranan dan langkah Politik Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pemahaman budaya politik akan meliputi tiga orientasi, meliputi orientasi kognisi, orientasi afeksi, dan orientasi vvaluasi. Ketiga orientasi tersebut akan menjadi landasan utama individu atau sosial untuk menentukan dasar sikap dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam suatu komunitas masyarakat politik, Gabriel Almond seperti yang dikutip Dalam buku Pengantar Sosiologi Politik, Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, secara spesifik mengklasifikasikan budaya politik menjadi tiga. Sebagai berikut Budaya Politik Parokhial, yaitu tingkat partisipasipasi politiknya cenderung rendah, yang disebabkan faktor lemahnya orientasi politiknya kognitif, afektif dan evaluatif. Budaya Politik Subjek, yaitu kondisi masyarakat sudah relatif maju, namun masih masif dalam sistem politik. Atau, orientasi pada sistem politik dan orientasi politiknya tinggi, namun enggan untuk melakukan orientasi input pada sistem politik. Budaya Politik Parisipan, yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik, orientasi, input dan output sistem politik sangat memperjelas konsepsi ketiga tipologi budaya politik di atas, di bawah ini akan disuguhkan tabel ciri-ciri dari masing-masing klasifikasi budaya politik tipe parokial, subjek dan lanjut menurut Almond dan Verba tidak ada dalam realitasnya ketiga tipe tersebut berdiri sendiri, yang ada adalah campuran. Ketiganya kemudian menurut mereka bervariasi dalam tiga bentuk budaya politik budaya politik subjek-partispan, budaya politik subjek-partisipan, budaya politik parokial perkembangan lebih lanjut, kajian seputar budaya politik yang biasanya bersifat kuantitatif untuk kepentingan desain penelitian lapangan seperti survei elektabilitas lebih rumit lagi. Tulisan ini untuk sekadar untuk mengawali perbincangan gambaran tentang kajian ilmu politik dari tema RujukanAzwar, Syaifuddin. 2013 Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka Ronald. 2010. Teori Pebandingan Politik. Terjemah. Jakarta PT Raja Grafindo M. Elly dan Usman Kolip. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta Kencana Prenadamedia Redaksi Kajian Politik Pojok WacanaBerbicara tentang kajian politik kuantitatif, berikut ini ada beberapa review buku seputar kajian perilaku memilih yang mungkin membantu pembaca yang sedang giat-giatnya mempelajari seputar iniKaum Demokrat Kritis, Mengurai Perjalanan Demokratisasi Pasca Reformasi dan Perilaku Memilih di IndonesiaPopulisme, Politik Identitas Islam, dan Demokrasi Elektoral di Indonesia KontemporerHubungan Kesalehan dan Pilihan Politik di IndonesiaAlmonddan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka Ilustrasi Status Quo dalam pandangan ilmu politik. Foto Anda mendengarkan kata Status Quo dalam berita politik, hukum, antapun negara. Status Quo merujuk pada sebuah elemen namun dengan keadaan yang begitu komplek. Secara sederhananya, Status Quo adalah kondisi yang tetap, tidak ada perubahan apa pun. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, simak informasinya di bawah Arti Status Quo, Istilah dalam Ilmu Sosial dan PolitikIlustrasi status quo. Foto unsplashDikutip dari buku Politik Antarbangsa karya Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson 201060, Status Quo adalah menentang suatu perubahan dalam arti pembalikan Status Quo sendiri berasal dari idiom atau kalimat in statu quo res erant ante bellum yang artinya adalah keadaan sebagaimana ketika belum terjadi peperangan. Selain itu, kosakata ini dapat merujuk pada keadaan ketika beberapa pihak yang berunding mendapati kedudukan yang tidak menguntungkan untuk mengambil sebuah keputusan oleh sebab dampak yang akan ditimbulkan, sehingga menjadikan Status Quo sebagai penyelesaian inilah yang membuat Status Quo pernah digunakan sebagai ideologi politik luar negeri. Politik Status Quo sendiri merupakan sebuah cara untuk melestarikan kekuasaan yang dimilikinya. Sebab, perdamaian dan hukum internasional yang dapat mengganggu politik Status Quo dan dapat menimbulkan perang ataupun selalu mempertimbangkan kemungkinan adanya politik ini bertujuan untuk menentang adanya imperialisme, membersihkan rasa ragu rakyat, dan mengharapkan dukungan dari negara lainnya. Meski begitu, masih saja terdapat pertentangan antar individu maupun kelompok agar tetap mempertahankan Status saja sebuah negara yang masih ingin mempertahankan pemimpinnya dengan dukungan dari penduduk yang begitu masif. Akan tetapi kepemimpinnanya tidak selalu berjalan beberapa orang ingin mempromosikan kandidat baru sebagai bentuk protes dan juga ketidakpuasan akan pemimpin yang sudah lama memegang jabatan tertinggi negara. Beberapa orang ini ingin mengubah kebiasaan lama atau Status dengan banyaknya pendukung membuat situasi orang-orang yang ingin perubahan berjalan sangat sulit. Sehingga, mereka akan menghadang dengan segala cara agar tidak melengserkan pemimpin dan mengubah Status sekarang sudah mengetahui yang dimaksud dengan Status Quo bukan? Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan Status QuoIlustrasi politik identitas. Foto Shutter StockContoh Status Quo dapat dilihat pada masa kepemimpinan Soeharto di era Orde Baru. Kala itu, Presiden menerapkan sistem sentralistik dan militeristik untuk menjalankan mempertahankan Status Quo, banyak masyarakat yang bergantung pada negara. Kemampuan unsur masyarakat dan bangsa pun ini memicu timbulnya perilaku yang tidak wajar di bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Sistem pemerintahan yang dipertahankan juga menumbuhkan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme di kalangan lainnya dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ada petani A yang membuka tanah baru untuk tujuan pertanian. Tidak lama selepas itu, petani B telah membuat aduan kepada pihak berwenang bahwa petani A telah membuka tanah di kawasan petani A mengatakan bahwa tanah tersebut adalah miliknya dan petani B juga mendakwa bahwa tanah itu miliknya. Kasus ini pun dibawa ke mahkamah untuk tujuan pengadilan dan kedua petani tersebut gagal menunjukkan dokumen yang sah sebagai pemilik tanah karena itu, mahkamah telah mengeluarkan surat perintah bahwa tanah itu harus dibiarkan dalam keadaan sebagaimana adanya. Arahan perintah inilah yang dinamakan sebagai Status dan Fungsi Status QuoIlustrasi politik Status Quo. Foto Shutter StockDalam konteks hukum, perintah Status Quo dapat digunakan oleh hakim untuk melindungi pihak-pihak yang terlibat dalam gugatan dari perubahan yang dapat merugikan hasilnya. Dengan begitu, ketika perintahnya dikeluarkan, situasinya dapat lebih mudah pada kegiatan ekonomi, Status Quo dapat menjadi sistem yang memudahkan sasaran penetapan harga. Mengutip Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era Tradisional Sampai Era Modernisasi Global susunan Herman Malau 2017, pelaku usaha dan pebisnis dapat menjadikan Status Quo sebagai alat untuk menstabilkan harga dan menangkal yang dimaksud dengan Status Quo?Apa definisi Status Quo di bidang politik?Apa tujuan Status Quo di bidang politik? 1Pengertian Hirarki Budaya Kerja. Menurut bahasa Hirarki berarti urutan tingkatan atau jenjang jabatan[1]. Sedangkan arti budaya secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah,mengolah memelihara ladang (menurut soerjanto Poespowardojo 1993 ). Menurut The american herritage Dictionary mengartikan yFCXwv.